Kurs Rupiah 7 Oktober 2025: Rupiah Melemah Tipis di Awal Pekan

Kurs Rupiah Hari Ini 7 Oktober 2025: Rupiah Melemah Tipis di Awal Pekan

portalindonesiapintar.com, 7 Oktober 2025 — Nilai tukar kurs rupiah hari ini terpantau melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kehati-hatian pelaku pasar menunggu rilis data inflasi terbaru dari AS. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan, rupiah berada di kisaran Rp16.690 per dolar AS, sesuai dengan kurs pajak yang berlaku untuk periode 1–7 Oktober 2025. Sementara itu, kurs transaksi BI menunjukkan posisi dolar AS di Rp16.608,54 (beli) dan Rp16.775,46 (jual).

Pergerakan kurs rupiah hari ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal terhadap mata uang domestik masih cukup kuat. Faktor utama yang memengaruhi adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang akan mengumumkan arah suku bunga baru pada pertengahan Oktober. Ketidakpastian mengenai laju inflasi di Amerika Serikat membuat investor global cenderung mencari aset lindung nilai seperti dolar AS, yang pada akhirnya menekan mata uang emerging markets, termasuk rupiah.

Selain terhadap dolar, rupiah juga mengalami fluktuasi terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya. Berdasarkan data valas komersial, nilai tukar rupiah terhadap euro (EUR) diperkirakan berada di kisaran Rp19.550 – Rp19.620 per euro, sementara terhadap yen Jepang (JPY) berkisar di Rp112,30 per 100 yen. Pergerakan ini relatif stabil dibandingkan pekan lalu, menunjukkan adanya keseimbangan antara tekanan eksternal dan stabilitas domestik.

Dari sisi domestik, faktor yang turut memengaruhi kurs rupiah 7 oktober 2025 adalah kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup solid. Inflasi dalam negeri per September 2025 tercatat sebesar 2,9% secara tahunan (yoy), masih dalam rentang target Bank Indonesia yaitu 1,5–3,5%. Stabilitas harga ini menjadi penopang kepercayaan pasar terhadap daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Namun demikian, beberapa analis memperingatkan bahwa risiko jangka pendek terhadap rupiah masih tinggi. Harga minyak dunia yang terus meningkat, serta potensi perlambatan ekonomi Tiongkok — mitra dagang utama Indonesia — dapat memberikan tekanan tambahan terhadap mata uang Garuda. Meski begitu, langkah intervensi ganda Bank Indonesia.

Baca juga: Kurs Rupiah 8 Oktober 2025: Rupiah Menguat di Awal Pekan

Untuk berita seputar Nilai tukar Rupiah, Cryptocurrency dan Info lainnya kunjungi Berita Ekonomi