Kurs Rupiah 23 Oktober 2025: Hawkish The Fed Jadi Bayang-Bayang

Kurs Rupiah 23 Oktober 2025

Oleh: Tim portal indoensia pintar media

Nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) di pasar spot interbank menunjukkan pelemahan tipis pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 23 Oktober 2025. Pergerakan Rupiah cenderung defensif, mencerminkan kehati-hatian investor di tengah spekulasi yang masih kuat mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Oleh karena itu, pelemahan Rupiah tipis ini harus dicermati sebagai sinyal bahwa kurs rupiah 23 oktober 2025 masih sangat rentan terhadap sentimen risk-off global, meskipun fundamental domestik cukup stabil.

Pelemahan Terbatas: Data Kurs Resmi dan Pasar Spot

Menurut data yang tersedia, pelemahan Rupiah hari ini berada dalam batas yang wajar, dengan intervensi Bank Indonesia (BI) yang diyakini menjaga volatilitas agar tetap terkendali.

Indikator Kurs Nilai Tukar (IDR/USD) Perubahan Harian Keterangan
Kurs JISDOR BI (Sore) Rp16.581 Melemah 5 poin (0,03%) Kurs referensi resmi BI.
Pasar Spot (Intra-day) Rp16.637 Dolar menguat (Rupiah melemah) Pergerakan di pasar interbank.

Rupiah menutup perdagangan di level Rp16.581 per Dolar AS pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia. Meskipun demikian, pelemahan ini relatif minimal jika dibandingkan dengan gejolak mata uang di pasar negara berkembang (Emerging Market) lainnya.

Sentimen Utama Pendorong Rupiah 

Analis pasar valuta asing menyatakan bahwa pergerakan kurs rupiah 23 oktober 2025 didominasi oleh faktor eksternal:

1. Bayang-Bayang Hawkish The Fed

Faktor terbesar yang membebani Rupiah adalah spekulasi bahwa The Fed mungkin mempertahankan sikap suku bunga yang hawkish lebih lama dari perkiraan pasar sebelumnya. Pasalnya, data inflasi AS yang belakangan ini cenderung sticky (sulit turun) dan pasar tenaga kerja yang kuat, mengurangi ekspektasi akan adanya penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Sikap ini memperkuat daya tarik Dolar AS, sehingga menekan mata uang Emerging Market seperti Rupiah.

2. Kinerja Valas Regional

Pelemahan Rupiah mencerminkan pergerakan yang dialami beberapa mata uang Asia lainnya, yang juga tertekan oleh penguatan Dolar AS Index (DXY). Oleh karena itu, Rupiah bergerak dalam tren yang sama dengan mata uang regional, menunjukkan bahwa sentimen risiko global masih mendominasi perdagangan mata uang.

3. Intervensi BI Menjaga Stabilitas

Menurut pengamatan para trader valas, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar melalui spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Tindakan ini menunjukkan komitmen BI untuk menstabilkan nilai tukar dan mencegah volatilitas berlebihan. Kehadiran BI memberikan jangkar trust bagi pasar, membatasi pelemahan Rupiah di bawah level kritis.

Prospek Jangka Pendek: Fokus Data AS dan Level Krusial

Ke depan, pergerakan kurs rupiah 23 oktober 2025 hingga akhir pekan ini akan sangat bergantung pada rilis data ekonomi AS, terutama yang berkaitan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dan klaim pengangguran.

  • Level Kritis: Secara teknikal, Rupiah memiliki support krusial di Rp16.550 dan resistance psikologis di Rp16.700 per Dolar AS. Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi di rentang ini dalam jangka pendek.

Investor disarankan untuk memonitor perkembangan geopolitik global dan data ekonomi utama dari AS, sebab kedua faktor tersebut memiliki pengaruh dominan dalam menentukan tren nilai tukar Rupiah di sisa bulan Oktober 2025.

 

(Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan berdasarkan data pasar yang aktual per 23 Oktober 2025. Tidak ada jaminan atas akurasi pergerakan kurs di masa depan.)

Untuk berita seputar Nilai tukar Rupiah, Cryptocurrency dan Info lainnya kunjungi Berita Ekonomi