portalindonesiapintar.com – Penyakit Parkinson, gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sistem saraf pusat, terus menjadi perhatian global. Dengan lebih dari 8,5 juta penderita di seluruh dunia pada tahun 2019, jumlah kasus ini diperkirakan meningkat seiring bertambahnya usia populasi dan perubahan gaya hidup .
Apa Itu Penyakit Parkinson?
Parkinson adalah penyakit progresif yang terjadi akibat kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak, khususnya di area substantia nigra. Sel-sel ini bertanggung jawab memproduksi dopamin, neurotransmiter yang penting untuk mengontrol gerakan tubuh. Kekurangan dopamin menyebabkan gangguan motorik dan non-motorik pada penderita .
Gejala Umum Parkinson
Gejala Parkinson berkembang secara bertahap dan dapat bervariasi antar individu. Beberapa gejala utama meliputi:
- Tremor: Gemetar pada tangan atau jari, sering kali saat istirahat.
- Bradikinesia: Perlambatan gerakan yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.
- Kekakuan otot: Otot menjadi kaku dan tidak fleksibel.
- Gangguan postur dan keseimbangan: Kesulitan dalam menjaga keseimbangan dan koordinasi tubuh.
- Perubahan bicara dan tulisan: Suara menjadi lebih pelan, monoton, atau tulisan tangan mengecil .
Fakta-Fakta Terkini tentang Parkinson
- Penyebab Belum Diketahui Secara Pasti: Meskipun kerusakan sel penghasil dopamin diketahui sebagai penyebab utama, faktor pemicu kerusakan tersebut belum sepenuhnya dipahami. Beberapa faktor risiko yang diidentifikasi meliputi usia lanjut, faktor genetik, dan paparan lingkungan seperti pestisida .
- Pria Lebih Rentan Terkena Parkinson: Studi menunjukkan bahwa pria memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan Parkinson dibandingkan wanita. Hal ini mungkin terkait dengan respons autoimun terhadap protein tertentu di otak .
- Parkinson Tidak Hanya Menyerang Lansia: Meskipun umumnya terjadi pada usia di atas 60 tahun, tren menunjukkan peningkatan kasus pada usia muda, dikenal sebagai Young-Onset Parkinson’s Disease (YOPD). Gaya hidup tidak sehat, seperti begadang, konsumsi alkohol, dan stres, dapat meningkatkan risiko pada usia muda .
- Gejala Non-Motorik Juga Umum: Selain gejala motorik, penderita Parkinson dapat mengalami gangguan kognitif, depresi, gangguan tidur, dan masalah pencernaan .
- Tidak Ada Obat untuk Menyembuhkan, Namun Gejala Dapat Dikelola: Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan Parkinson, berbagai terapi dapat membantu mengelola gejala. Pengobatan meliputi pemberian obat seperti levodopa, terapi fisik, dan dalam beberapa kasus, prosedur bedah seperti Deep Brain Stimulation (DBS) .
Pencegahan dan Manajemen Risiko
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah Parkinson, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko:
- Gaya Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan tidur cukup.
- Hindari Paparan Toksin: Mengurangi paparan terhadap pestisida dan bahan kimia berbahaya.
- Kelola Stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga.
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini dapat membantu dalam manajemen gejala